BUAH KEIMANA KEPADA MALAIKAT
Beriman kepada malaikat melahirkan sejumlah basil manis,
di antaranya:
1 Mengenal keagungan, kekuatan, dan kesempurnaan Allah.
Karena sesungguhnya keindahan dan keelokan makhluk merupakan tanda keagungan
Sang Pencipta. Seorang mukmin akan bertambah kuat dalam memuliakan dan
mengagungkan Allah, karena Dia telab menciptakan malaikat dan cahaya dengan
sayap-sayapnya.
2 Konsistensi ketaatan kepada Allah. Barangsiapa yang
beriman kepada seluruh malaikat pencatat amal, maka dia akan takut kepada
Allah. Akhirnya, dia tidak akan bermaksiat kepada Allah, baik secara
terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.
3 Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan
merasakan ketenteraman dan ketenangan. Hal ini dikarenakan seorang mukmin yakin
bahwa bersamanya ada ribuan malaikat yang yang selalu taat dan benibadab kepada
Allah dengan tingkat ibadab yang sangat tinggi.
4 Bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya kepada anak
cucu Adam, karena malaikat telah menjaga dan mengawasinya.
Makna iman kepada Kitabkitab Allah
Yaitu mempercayai dengan yakin bahwa Allah telah
menurunkan seluruh kitab-Nya kepada para rasul yang diutus kepada para
hamba-Nya. Dan, bahwa kitab ini adalah firman Allah untuk mengajak hambaNya
berbicara sesuai dengan berbagai sifat-Nya. Kitab-kitab Allah pasti mengandung
kebenaran, cahaya, dan petunjuk bagi manusia di dunia dan akhirat.
Beriman kepada kitab-kitab Allah menjadi salah dan enam
pilar keimanan (rukun iman) Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.”
(An-Nisaa’: 136]
Allah menyuruh hamba-Nya untuk beriman kepada-Nya, dan
juga kepada para rasul-Nya, serta kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepada
Nabi Muhammad. Selain itu, kita diperintahkan untuk beriman kepada Kitab-kitab
Allah yang terdahulu.
Rasulullah bersabda tentang iman, “Hendaknya kamu beriman
kepada Allah, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir dan
beriman kepada qadar dan ketentuan Allah, yang baik dan buruknya.” (HR. Muslim,
no.8]
Penjelasan Pada Gambar 1 |
Apa Sikap Kita Terhadap Kitab-kitab Sebelumnya?
Seorang muslim harus mengimani bahwa Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘adalah
benar dan sisi Allah. Kedua kitab tersebut mengandung banyak pelajaran dan
hukum, juga kisah-kisah petunjuk dan cahaya bagi manusia, yang akan berguna
bagi kehidupan mereka, baik dunia maupun di akhirat.
Tetapi Allah telah memberitahukan di dalam Al-Qur’an Al-Karim
bahwa Ahlul Kitab, baik Yahudi ataupun Nasrani, telah mengubah isi kitab
mereka. Ada yang ditambah dan ada juga yang dikurangi, sehingga isi kitab
mereka tidak lagi asli seperti yang diturunkan semula.
Misalnya, kitab Taurat yang ada sekarang bukanlah Kitab
Taurat yang masih Seperti diturunkan kepada Nabi Musa dahulu. Karena orang-orang
Yahudi telah mengubah dan menggantinya. Bahkan, mereka banyak mempermainkan isi
dan hukum kitab mereka sendiri. Allah berfirman, “Yaltu orang-orang Yahudi, mereka
mengubah perkataan dan tempat-temputnya.” [An-Nisaa’ :40).
Begitu juga dengan Injil yang ada sekarang bukanlah Injil seperti yang diturunkan kepada Nabi Isa. Kaum nasrani sudah banyak mengubah
kitab njil yang asli dan mengganti banyak hukum yang terkandung di dalamnya.
Allah ‘berfirman tentang kaum Nasrani, Sesungguhnya di antara mereka ada
segolongan yang memutar-rnutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka
yang dibacanya itu sebagian dan Al-Kitab, Podahal dia bukan dari Al-Kitab dan
mereka mengatakan, “Ia (yang dibaca itu datang) dan sisi Allah “, Padahal dia
bukan dan sisi Allah. mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.”
[All ‘Imran:78).
Allah berfirman, “Dan di antara orang-orang yang
mengatakan, ‘Sesung
guhnya Kami ini orang-orang Nasrani’ ada yang telah Kami
ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dan apa
yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka Kami timbulkan di antara
mereka permusuhan dan kebencian sampai Hari Kiamat. Dan kelak Allah akan
memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.” [Al-Maaidah:14).
Karenanya, tidak aneh kalau kita menemukan beberapa
persoalan akidah yang menyimpang, berita-berita dusta, dan hikayat palsu basil
distorsi terhadap Injil dan Taurat sekarang ini. Maka sikap kita sebagai orang
mukmin adalah tidak mempercayai isi dan kandungan Injil dan Taurat kecuahi yang
dibenarkan oleh Al-Quran Al-Karim atau dibenarkan oleh hadits. Ketika Al-Qur’
an dan hadits mengatakan bahwa beberapa hukum dalam Injil dan Taurat itu
bohong, maka kita harus mempercayainya.
Dan kalau tidak ada penjelasan dalam
Al-Qur’ an dan hadits tentang suatu hal dalam kedua kitab itu, maka kita
hendaknya diam saja.
Walaupun demikian, sebagai Muslim kita harus tetap
menghormati semua kitab samawi. Kita tidak boheh menghinanya dan merendahkannya.
Karena mungkin saja kedua kitab itu masih mengandung firman Allah yang belum
diubah dan diganti.
Gambar Buku bacaan |
- Kita wajib mencintai, mengagungkan, dan menghormati Al-Qur’an. Karena Al-Qur’ an adalah firman Allah sekaligus perkataan yang paling benar dan paling istimewa.
- Kita wajib mcmbacanya dengan mengkaji segenap ayat dan suratnya. Kita dianjurkan untuk mempelajari pelajaran Al-Qur’an, berita dan kisah yang terkandung di dalamnya. Kita dipcrintahkan mengambil pelajaran darinya agar menjadi jelas perbedaan antara yang benar dan yang salah.
- Kita wajib mengikuti hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, menjalankan perintahnya, dan mematuhi aturan moral yang terkandung di dalamnya, serta menjadikannya sebagai pedoman hidup kita. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, dia menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.” (HR. Abmad, no. 24601 dan Mnslirn, no. 746)
Hadits di atas bermakna bahwa kebiasaan hidup dan
keseharian Rasulullah adalah realisasi dan hukum-hukum Al-Qur’an dan
syariat-Nya. Rasulullah mengikuti seluruh petunjuk Al-Qur’ an dan beliau
menjadi panutan bagi kita semua. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebat
Allah.” (Al-Ahzab: 21).
Sesungguhnya Al-Qur’ an Al-Karim adalah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad. Karenanya, seorang mukmin harus memuliakannya
dan berusaha untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terkandung di
dalamnya, di samping harus membaca dan mengkajinya.
Cukuplah bagi kita menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk
hidup kita di dunia dan pembawa kemenangan kita di akhirat kelak.
Al-Qur’an Al-Karim mempunyai banyak kelebihan khusus dan
keistimewaan yang membedakannya dengan kitab samawi sebelumnya. Di antaranya:
1. Al-Qur’
an Al-Karim mengandung ringkasan hukum-hukum Allah. Al-Qur’ an diturunkan untuk
membenarkan dan menguatkan isi kitab-kitab samawi sebelumnya, semisal perintah
untuk menyembah Allah.
Allah berfirman, “Dan Kami telah turunkan kepadamu
Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
Kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-kitab
yang lain Itu.” (Al-Maa’idah: 48)
Maksud dan kalimat “membenarkan apa yang sebelumnya”,
yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya), sesuai dengan ajaran
kitab-kitab tersebut, dalam semua perkara akidah. Sedangkan makna “dan batu
ujian terhadap Kitab-kitab yang lain itu”, yaitu sebagai saksi dan penguat bagi
kitab-kitab sebelumnya.
2 Diwajibkan bagi seluruh manusia dengan bahasa dan suku
yang berbeda-beda untuk berpegang teguh kepada Al-Qur’an Al-Karim dan
mengerjakan seluruh isinya. Walaupun mereka hidup jauh setelah masa turunnya
Al-Qur’an. ini berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang dikhususkan bagi
bangsa tertentu dan untuk tempo waktu yang terbatas pula. Allah berfirman, “Dan
Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan
kepadamu dan kepada orang-orang yang sampaiAl-Qur’an (kepadanya).” (Al-An’am:
19).
Allah menjamin keterjagaan Al-Qur’ an dan perubahan dan
distorsi. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an,
dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9). Karena itu,
semua berita yang dibawanya adalah benar dan wajib untuk dipercaya.
Keterangan Pada Gambar 1 |
No comments: