Powered by Blogger.

BUAH KEIMANA KEPADA MALAIKAT


Beriman kepada malaikat melahirkan sejumlah basil manis, di antaranya:
1 Mengenal keagungan, kekuatan, dan kesempurnaan Allah. Karena sesungguhnya keindahan dan keelokan makhluk merupakan tanda keagungan Sang Pencipta. Seorang mukmin akan bertambah kuat dalam memuliakan dan mengagungkan Allah, karena Dia telab menciptakan malaikat dan cahaya dengan sayap-sayapnya.

2 Konsistensi ketaatan kepada Allah. Barangsiapa yang beriman kepada seluruh malaikat pencatat amal, maka dia akan takut kepada Allah. Akhirnya, dia tidak akan bermaksiat kepada Allah, baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.

3 Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan merasakan ketenteraman dan ketenangan. Hal ini dikarenakan seorang mukmin yakin bahwa bersamanya ada ribuan malaikat yang yang selalu taat dan benibadab kepada Allah dengan tingkat ibadab yang sangat tinggi.

4 Bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya kepada anak cucu Adam, karena malaikat telah menjaga dan mengawasinya.


Makna iman kepada Kitabkitab Allah
Yaitu mempercayai dengan yakin bahwa Allah telah menurunkan seluruh kitab-Nya kepada para rasul yang diutus kepada para hamba-Nya. Dan, bahwa kitab ini adalah firman Allah untuk mengajak hambaNya berbicara sesuai dengan berbagai sifat-Nya. Kitab-kitab Allah pasti mengandung kebenaran, cahaya, dan petunjuk bagi manusia di dunia dan akhirat.

Beriman kepada kitab-kitab Allah menjadi salah dan enam pilar keimanan (rukun iman) Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (An-Nisaa’: 136]

Allah menyuruh hamba-Nya untuk beriman kepada-Nya, dan juga kepada para rasul-Nya, serta kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad. Selain itu, kita diperintahkan untuk beriman kepada Kitab-kitab Allah yang terdahulu.

Rasulullah bersabda tentang iman, “Hendaknya kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir dan beriman kepada qadar dan ketentuan Allah, yang baik dan buruknya.” (HR. Muslim, no.8]

Penjelasan Pada Gambar 1
Apa Sikap Kita Terhadap Kitab-kitab Sebelumnya?
Seorang muslim harus mengimani bahwa Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘adalah benar dan sisi Allah. Kedua kitab tersebut mengandung banyak pelajaran dan hukum, juga kisah-kisah petunjuk dan cahaya bagi manusia, yang akan berguna bagi kehidupan mereka, baik dunia maupun di akhirat.

Tetapi Allah telah memberitahukan di dalam Al-Qur’an Al-Karim bahwa Ahlul Kitab, baik Yahudi ataupun Nasrani, telah mengubah isi kitab mereka. Ada yang ditambah dan ada juga yang dikurangi, sehingga isi kitab mereka tidak lagi asli seperti yang diturunkan semula.

Misalnya, kitab Taurat yang ada sekarang bukanlah Kitab Taurat yang masih Seperti diturunkan kepada Nabi Musa dahulu. Karena orang-orang Yahudi telah mengubah dan menggantinya. Bahkan, mereka banyak mempermainkan isi dan hukum kitab mereka sendiri. Allah berfirman, “Yaltu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dan tempat-temputnya.” [An-Nisaa’ :40).

Begitu juga dengan Injil yang ada sekarang bukanlah Injil seperti yang diturunkan kepada Nabi Isa. Kaum nasrani sudah banyak mengubah kitab njil yang asli dan mengganti banyak hukum yang terkandung di dalamnya. Allah ‘berfirman tentang kaum Nasrani, Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-rnutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dan Al-Kitab, Podahal dia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan, “Ia (yang dibaca itu datang) dan sisi Allah “, Padahal dia bukan dan sisi Allah. mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.” [All ‘Imran:78).

Allah berfirman, “Dan di antara orang-orang yang mengatakan, ‘Sesung
guhnya Kami ini orang-orang Nasrani’ ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dan apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai Hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.” [Al-Maaidah:14).

Karenanya, tidak aneh kalau kita menemukan beberapa persoalan akidah yang menyimpang, berita-berita dusta, dan hikayat palsu basil distorsi terhadap Injil dan Taurat sekarang ini. Maka sikap kita sebagai orang mukmin adalah tidak mempercayai isi dan kandungan Injil dan Taurat kecuahi yang dibenarkan oleh Al-Quran Al-Karim atau dibenarkan oleh hadits. Ketika Al-Qur’ an dan hadits mengatakan bahwa beberapa hukum dalam Injil dan Taurat itu bohong, maka kita harus mempercayainya. 

Dan kalau tidak ada penjelasan dalam Al-Qur’ an dan hadits tentang suatu hal dalam kedua kitab itu, maka kita hendaknya diam saja.

Walaupun demikian, sebagai Muslim kita harus tetap menghormati semua kitab samawi. Kita tidak boheh menghinanya dan merendahkannya. Karena mungkin saja kedua kitab itu masih mengandung firman Allah yang belum diubah dan diganti.
 Gambar Buku bacaan
 Gambar Buku bacaan
  • Kita wajib mencintai, mengagungkan, dan menghormati Al-Qur’an. Karena Al-Qur’ an adalah firman Allah sekaligus perkataan yang paling benar dan paling istimewa.
  • Kita wajib mcmbacanya dengan mengkaji segenap ayat dan suratnya. Kita dianjurkan untuk mempelajari pelajaran Al-Qur’an, berita dan kisah yang terkandung di dalamnya. Kita dipcrintahkan mengambil pelajaran darinya agar menjadi jelas perbedaan antara yang benar dan yang salah.
  • Kita wajib mengikuti hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, menjalankan perintahnya, dan mematuhi aturan moral yang terkandung di dalamnya, serta menjadikannya sebagai pedoman hidup kita. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, dia menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.” (HR. Abmad, no. 24601 dan Mnslirn, no. 746)
Hadits di atas bermakna bahwa kebiasaan hidup dan keseharian Rasulullah adalah realisasi dan hukum-hukum Al-Qur’an dan syariat-Nya. Rasulullah mengikuti seluruh petunjuk Al-Qur’ an dan beliau menjadi panutan bagi kita semua. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebat Allah.” (Al-Ahzab: 21).

Sesungguhnya Al-Qur’ an Al-Karim adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Karenanya, seorang mukmin harus memuliakannya dan berusaha untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, di samping harus membaca dan mengkajinya.

Cukuplah bagi kita menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup kita di dunia dan pembawa kemenangan kita di akhirat kelak.

Al-Qur’an Al-Karim mempunyai banyak kelebihan khusus dan keistimewaan yang membedakannya dengan kitab samawi sebelumnya. Di antaranya:
1.   Al-Qur’ an Al-Karim mengandung ringkasan hukum-hukum Allah. Al-Qur’ an diturunkan untuk membenarkan dan menguatkan isi kitab-kitab samawi sebelumnya, semisal perintah untuk menyembah Allah.

Allah berfirman, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu Kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-kitab yang lain Itu.” (Al-Maa’idah: 48)

Maksud dan kalimat “membenarkan apa yang sebelumnya”, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya), sesuai dengan ajaran kitab-kitab tersebut, dalam semua perkara akidah. Sedangkan makna “dan batu ujian terhadap Kitab-kitab yang lain itu”, yaitu sebagai saksi dan penguat bagi kitab-kitab sebelumnya.

2 Diwajibkan bagi seluruh manusia dengan bahasa dan suku yang berbeda-beda untuk berpegang teguh kepada Al-Qur’an Al-Karim dan mengerjakan seluruh isinya. Walaupun mereka hidup jauh setelah masa turunnya Al-Qur’an. ini berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang dikhususkan bagi bangsa tertentu dan untuk tempo waktu yang terbatas pula. Allah berfirman, “Dan Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampaiAl-Qur’an (kepadanya).” (Al-An’am: 19).

Allah menjamin keterjagaan Al-Qur’ an dan perubahan dan distorsi. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9). Karena itu, semua berita yang dibawanya adalah benar dan wajib untuk dipercaya.

Keterangan Pada Gambar 1

No comments: