Powered by Blogger.

Zaman Pengawasan dan Identifikasi bersama Tehnologi Modern


Gambar Ilusi 
kini, beraneka ragam bagian tehnologi sudah berkembang teramat pesat, khususnya di sektor tehnologi digital yg seakan tidak ada henti utk dikembangkan. Tidak tidak hanya technologi buat memantau ataupun mengenali identitas seorang lewat anggota badan manusia tersebut seperti wajah.

Buat kini, kita sudah mengenal technologi pengenal satu orang, seperti pemeriksaan sidik jari/finger print buat mengenali sidik jari satu orang, atau sebahagian dari kita bisa jadi sudah memanfaatkan feature pengunci handphone pintar memanfaatkan wajah. Tehnologi seperti itu telah umum dimanfaatkan waktu ini, tapi macam mana kalau ada satu buah camera yg akan serentak mengidentifikasi seorang tidak dengan mesti bertatapan muka cepat? Bahkan kini pun telah ada pemeriksaan iris mata buat identifikasi & autentikasi.

Ya, kelihatannya tehnologi pengawasan ataupun pengenalan wajah automatic sudah dimulai, dimana suatu camera keamanan dapat akan menangkap wajah Kamu dgn segera tidak dengan butuh Kamu menonton ke camera itu, & camera itu dapat segera bakal mengidentifikasi data pribadi Kamu & tidak sedikit berita yang lain. Technologi itu sendiri bakal mengakses dgn database photo yg dapat mengidentifikasi & memiliki kekuatan buat mengenali kita.

Technologi itu dapat jadi pelayanan personalisasi yg teramat luar biasa & serta memungkinan tingkat pengawasan tambah baik utk beraneka ragam kepentingan yg positif. Tapi tehnologi yg tengah dikembangkan ini disayangkan belum mempunyai aturan pemakaian yg terang sampai diwaktu ini maka mengijinkan celah utk penyalahgunaan.

Bayangkan apabila Kamu masuk kedalam suatu toko, & penjaga toko bakal segera tahu nama Kamu lewat camera yg terpasang didepan pintu masuk toko. Camera & computer dapat menonton wajah Kamu & mencocokannya dgn database toko & database pemasaran lain yg telah jadi langganan Kamu. Mutahir bukan?

Mereka bahkan bisa jadi mengetahui berapa penghasilan Kamu, nama, tugas, keperluan Kamu, pula bakal mengetahui perasaan Kamu yg mereka baca lewat tweet sehari-hari atau postingan dari sosial sarana. Bahkan dapat saja mereka memastikan apakah Kamu mesti diperlakukan bersama baik, atau menciptakan Kamu merasa tak nyaman agar selanjutnya Kamu berubah dari ruangan itu.

& bila bekerja sama dgn kepolisian, mereka bakal tahu siapa Kamu, alamat, & catatan kriminil Kamu. Dgn demikian, potensi diskriminasi dapat tinggi, terutama bagi mereka yg berpenghasilan rendah di mana buat grup beberapa orang ini paling sering dilecehkan utk hal-hal seperti kupon parkir yg belum dibayarkan & masalah mungil yang lain. Bahkan sanggup saja di negeri tertentu ada beberapa orang ditahan cuma dikarenakan pandangan politik mereka yg tidak sama, maka adanya tehnologi ini mampu jadi mimpi tidak baik.

Tehnologi pengenalan wajah oleh computer dulunya amat tidak sedikit kekurangannya, & sekarang ini perlahan-lahan meningkat seiring berjalanya perkembang pada tehnologi. Technologi terkait yg telah ada pada saat ini salah satunya algoritma dari Google yg akan mencocokkan poto bayi & photo dewasa kepada orang yg sama dgn akurat.

Sedangkan Fb mempunyai algoritma yg sanggup mengenali satu orang dari gaya rambut, bentuh badan & bahasa badan yg mana algoritma mampu bekerja walaupun wajah satu orang tak teridentifikasi. Sosial sarana seperti Fb, menyatukan data diri seperti di mana Kamu lahir, area Kamu bekerja, bahkan yg lebih intens seperti di mana ruang Kamu sekarang yg Fb temukan dari GPS kepada piranti Kamu.

Tetapi pernahkah Kamu berfikir bahwa technologi pengenalan identitas seorang seperti ini bakal memicu factor yg tidak di harapkan, seperti adanya pemerintahan yg mempunyai pengawasan penuh & kontrol atas warganya maka meniadakan privasi warganya?

Bayangkan kalau seluruhnya data diri Kamu yg telah terekam seterusnya ada technologi semacam kaca mata yg bisa mengidentifikasi diri Kamu lewat database yg sudah terekam, entah itu dari sosial alat atau yg lain. Bukan kah ini sudah melanggar hak privasi seorang, sebab memantau dengan cara konsisten menerus?

Kondisi ini mirip-mirip seperti mengisi novel 1984 yg menggambarkan dunia ketika itu dikuasai oleh pemerintahan otoriter yg memerintah dengan cara negatif. Seperti masyarakat negeri yang lain, Winston Smith yg ialah tokoh mutlak dalam novel ini yg merasa hidupnya amat terkekang dikarenakan tatkala 24 jam dirinya diawasi oleh suatu sarana trendi bernama Teleskrin.

Seluruh aspek bakal dipantau oleh sarana ini, seperti apa saja yg dilakukan, raut wajah, emosi, & semuanya dapat dipantau oleh sarana ini. Bagi yg tidak mau berurusan bersama polisi, sehingga jangan sampai sempat sekali-kali menentang prinsip-prinsip pemimpin walau itu faktor yg tak benar. Bahkan buat hidup juga sulit, sebab makanan sampai pisau cukur mesti dicari ke pelosok atau pasar gelap. Semuanya dikuasai oleh Partai Bung besar(Big Brother utk istilah aslinya).

Kenapa kami mengkaitkan elemen ini dgn Novel 1984? Lantaran technologi “Teleskrin” yg ada di novel tersebut sanggup memang lah ada. Teleskrin yg ada kepada novel tersebut bisa mengetahui apa saja berita dari seluruhnya orang, perihal ini teramat menyangkut bersama prinsip technologi pemindaian seorang dengan cara automatis, yg bakal mengetahui mengenai apa saja kepada diri Kamu, termasuk juga emosi, dll.


Singkatnya, seandainya tak diatur dengan cara bijaksana, bisa jadi tehnologi semacam pengenalan diri seorang bisa beralih jadi bencana jelek dimasa depan. Di Mana kebebasan satu orang telah ga ada lagi, sebab seluruhnya gerak gerik seorang sudah didapati oleh pihak otoritas yg memegang kekuasaan diwaktu itu

No comments: