Powered by Blogger.

makna ibadah dan bentuk bentuk ibadah


Umat Muslim Yang sedang menunaikan shalat Ashar
Umat Muslim Yang sedang menunaikan shalat Ashar

MAKNA IBADAH
Ibadah adalah sebuah istilah yang mencakup seluruh aktivitas yang disukai dan diridhai Allah dan mendapat ridha-Nya, baik berupa perkataan atau perbuatan yang diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah untuk dilaksanakan. Baik perbuatan jasmaniah seperti shalat, zakat dan haji, ataupun perbuatan batiniyah seperti mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, tawakkal, meminta pertolongan kepada-Nya, dan lain sebagainya.

BENTUK-BENTUK IBADAH
Termasuk dalam rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah memperbanyak baginya jenis-jenis ibadah. Antara lain:

Ibadah hati: mencintai Allah, takut padanya, bertawakkal kepadanya. ini termasuk ibadah yang paling mulia dan utama.

Ibadah fisik: Diantaranya ibadah yang dilakukan dengan lidah, seperti dzikrullah, membaca al-Qur’an, dan berkata baik. Ada pula ibadah yang terkait dengan anggota fisik lainnya, seperti wudhu, puasa, shalat, menghindarkan gangguan di jalan.

Ibadah lewat harta: seperti zakat, sedekah, infaq dalam aspek-aspek kebaikan. Ada pula yang menggabungkan semuanya seperti Haji dan Umrah.Sebagaimana ibadah ini bermacam-macam bentuknya, maka manusia juga berbeda-beda dalam hal kecenderungan dan kemampuannya mereka dalam beribadah.
Di antara mereka ada yang sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam hal ibadah lebih daripada yang lainnya. 

Sebagian lagi suka berbuat baik kepada manusia. Sebagian lagi dimudahkan untuk memperbanyak puasa sunnah. Sebagian lagi, hatinya selalu rindu untuk membaca dan menghafal al-Qur’an. Rasulullah bersabda, “Maka barangsiapa yang termasuk ahil shalat, maka ia dipanggil (untuk masuk surga) dan pintu shalat. Siapa yang termasuk ahli jihad, maka Ia dipanggil lewat pintu jihad, siapa yang termasuk ahli sedekah, maka ia dipanggil dan pintu sedekah. Dan siapa yang termasuk ahli puasa, maka Ia dipanggil dan pintu an-nayyan.” Abu Bakar bersabda, “Ya Rasulullah, apakah ada orang yang dipanggil dan seluruh pintu itu?” Rasulullah bersabda, “Betul. Dan aku berhanap, engkau termasuk dan mereka.”(HR. Al-Bukhari, 1798 dan Muslim, no. 1027].

Seorang Muslim yang sedang Berdo'a
Seorang Muslim yang sedang Berdo'a
IBADAH DALAM SELURUH DIMENSI KEHIDUPAN
Ibadah meliputi segala bentuk perbuatan seorang mukmin, yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Islam, ibadah tidak terbatas pada ibadah ritual dan simbolis saja seperti shalat, puasa dan lain sebagainya. Namun, semua amal perbuatan yang bermanfaat dengan niat tulus dan maksud benar sudah termasuk ibadah yang mendapatkan pahala. Maka apabila seseorang makan, minum, atau bahkan tidur sekalipun, namun diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah, maka semua itu sama dengan ibadah lainnya yang mendapatkan pahala. Dengan demikian, semua perbuatan seorang Muslim bernilai ibadah kepada Allah .

Seseorang makan dengan tujuan untuk menguatkan dia agar taat kepada Allah, maka makannya menjadi ibadah. Atau dia menikah dengan tujuan agar bisa menjaga dirinya dari kemaksiatan, maka nikahnya pun menjadi ibadah. Dengan demikian, apa pun yang dilakukan seorang Muslim, mulai dan berdagang, bekerja di kantor, dan mencari nafkah merupakan ibadah. Mencari ilmu, melakukan penelitian, dan penemuan ilmiah merupakan ibadah. Seorang perempuan yang menjaga kehormatan suaminya, merawat dan mendidik anak-anaknya, serta memelihara rumahnya juga ibadah pun demikian, pekerjaan apa pun yang dilakukan seorang perempuan termasuk ibadah, selama dibarengi dengan niat dan tujuan yang benar.

IBADAH DAN TUJUAN DARI PENCIPTAAN MANUSIA
Allah  berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun daI mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezekiyang mempunyal kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzariyat: 56-58)

Allah memberitahukan bahwa hikmah di balik penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak membutuhkan ibadah manusia dan tapi merekalah yang membutuhkan ibadah itu karena manusia dan jin yang membutuhkan Allah.

Apabila seorang manusia mengingkari tujuan penciptaan itu dan terlena dengan kehidupan dunia dan kenikmatannya tanpa mengingat hikmah Tuhan di balik penciptaannya, maka manusia itu tidak berbeda dengan makbluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Hewan dan binatang hanya makan dan bermain-main, tapi hewan tidak akan diperhitungkan di akhirat kelak. ini berbeda dengan manusia yang semua perbuatannya akan diperhitungkan. Allah berfirman, “Dan orang-orang kafir bensenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal meneka.” (Muhammad: 12)

Akhirnya, mereka tak ubahnya binatang. Karena tindak-tanduk dan tujuan hidup mereka bagaikan hewan. Hal yang membedakan manusia dengan hewan adalah bahwa amal perbuatan manusia akan diperhitungkan di akhirat kelak, karena manusia mempunyai akal yang bisa memahami berbagai hal. Berbeda dengan hewan yang tidak mempunyai akal.

RUKU IBADAH
Ibadah yang diwajibkan oleh Allah mengandung tiga pilar penting:
  1. Mencintal Allah
  2. Merendahkan din kepada Allah dan takut pada-Nya.
  3. Menghanapkan Allah dan berbaik sangka kepada-Nya.

Ibadah yang diperintahkan dan diwajibkan oleh Allah memiliki makna tunduk dan takut kepada-Nya, dengan totalitas cinta, hasrat, dan pengharapan kepada-Nya.Karena itu, nasa cinta yang tidak disertai rasa takut dan berserah diri seperti cinta pada makanan dan harta benda bukan termasuk ibadah. Begitu juga rasa takut tanpa disertal rasa cinta seperti takut dan hewan buas dan penguasa zalim tidak termasuk ibadah. 

Apabila antara cinta dan takut berkumpul menjadi satu dalam tindak-tanduk, maka itu adalah ibadah, dan ibadah hanya untuk Allah. Ketika seorang muslim shalat atau puasa, maka yang mendorongnya untuk itu adalah cinta kepada Allah dan menghanapkan pahalanya, takut pada siksa-nya, karena itu adalah ibadah.

BENTUK-BENTUK IBADAH
  • Ibadah Mahdhah, yaitu ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk dilakukan dengan cara tertentu, dan tidak punya kemungkinan lain kecuali ibadah. Misalnya, shalat, puasa, haji, doa, dzikrullah, dan thawaf. Tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah.
Disyaratkan untuk keshahihan dan agar diterima dua syarat:
  •   Ikhlas beribadah kepada Allah semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
  •  Kesesuiaan dalam mengikuti sunnah Rasullah.

Sebagaimana firman Allah: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”(QS Al-Kahfi: 110].

Barangsiapa yang menginginkan Allah dan kampung akhirat, maka ia harus menyembah Allah sesuai dengan dua syarat yang tersebut dalam ayat ini:
Firman Allah “dan janganlahiIa mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya” menunjukkan keharusan untuk ikhlas karena Allah semata bukan yang selainnya.

Adapun firman Allah, “amal yang saleh” yaitu benar. Hal itu tidak terjadi kecuali jika mereka mengikuti syariat Allah dan sunnah Rasul-Nya .

Akhlak-akhlak yang mulia. 
Allah memerintahkan atau menganjurkannya, seperti birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua), berbuat baik kepada manusia dan menolong orang yang dizalimi, termasuk di antaranya akhlak dan kebiasaan mulia yang Allah perintahkan secara umum, dan seorang muslim berdosa jika meninggalkannya.
Amalan-amalan ibadah yang termasuk dalam jenis ini tidak disyariatkan mengikuti Nabi . Cukup disyariatkan bahwa ia tidak menyimpang dan jauh dan yang diharamkan.

Amalan-amalan ini jika dibaguskan niat, dan dimaksudkan untuk meraih ketaatan kepada Allah, maka pelakunya mendapatkan pahala. Dan jika Ia melakukannya dan tidak dimaksudkan karena Allah, maka tidak mendapat pahala, tapi tidak berdosa. Demikian pula urusan-urusan hidup duniawi lainnya, seperti tidur, bekerja, berdagang, olahraga, dan seterusnya.

No comments: